Monday, November 15, 2010

Sebuah Doa, Sebuah Harapan

Bismillahirrahmaannirrahimm....

Ya Allah yang Maha Penyanyang umat-Nya..
Semoga tangan ini Kau bimbing untuk menghasilkan hal yang bermanfaat bagi sebanyak mungkin orang di dunia ini. Semoga Kau jauhkan kami dari menyentuh hal-hal yang telah Kau haramkan.

Semoga lidah ini senantiasa melafadzkan dzikir, mengeluarkan kata-kata hikmah yang bermanfaat, melantunkan ayat dan sholawat, mengucap hanya dengan bahasa santun dan bermakna, dan semoga mulut ini hanya menerima barang yang halal untuk tubuh kami.

Semoga wajah ini hanya menatap sumber pantulan cahayaMu dan Kau palingkan kami dari hal-hal yang Kau benci.
Semoga tangan ini Kau beri kekuatan untuk mengangkat derajat kemanusiaan, meluruskan bengkoknya peradaban dan menolong mereka yang menderita, teraniaya nan jauh dari rasa keadilan.

Semoga Kau anugerahi kami  dengan ilham, dengan pikiran yang cemerlang yang dapat memberikan jalan keluar terhadap berbagai permasalahan umat. Semoga Kau memberi kami petunjuk agar kami dapat mengungkap ilmu dan rahasiaMu.

Alhamdulillahirabbilalamin, atas;
Kesulitan yang Kau mudahkan
Nama yang Kau tinggikan
Aib yang Kau sembunyikan
Jantung yang Kau detakkan
Ingatan yang Kau tajamkan
Rizki yang Kau karuniakan
Nikmat iman yang Kauberikan

Maaf, atas;
Sholat yang belum sepenuhnya khusyuk
Tilawah yang belum tartil
Sedekah yang belum seberapa
Amal yang masih terbatas
Ibadah yang masih sering dihiasi riya
Pengabdian kepada keluarga, sahabat, bangsa dan negara yang belum sepenuh hati

Maka, tolong;
Jangan lewatkan satu malampun dari malam-malam kami tanpa Kau bimbing kami untuk bersimpuh di atas sajadah, mensyukuri nikmatMu, mengharap ampunanMu, serta mengharap bimbinganMu.

Betapa kami sering lalai, karena merasa bahwa sedekah itu untuk membantu orang lain. Padahal dengannya, Engkau membantu kami untuk turut merasakan nikmatnya berbagi. Betapa kami selalu khilaf dengan menyangka bahwa sedekah itu membahagiakan orang yang kami santuni. Padahal dengannya, Engkau mengajari kami bahwa puncak kebahagiaan adalah membahagiakan orang lain.

Ketika mereka telanjang dan berpakaian lusuh, kami sudah merasa cukup dengan memberi mereka berberapa helai baju yang bekas kami pakai. Padahal yang seharusnya kami lakukan adalah memberikan mereka pakaian kebesaran sebagai manusia, rasa percaya diri sebagai makhluk mulia. Karena dengan begitu mereka akan bangkit perlahan-lahan untuk kelak melengkapi pakaian mereka sendiri.

Kepada para peminta-minta dan kaum papa, kami sudah merasa puas dengan hanya memberikan beberapa keping uang logam pada telapak tangan mereka. Padahal yang harus kami lakukan adalah mencari sebab politik, ekonomi, sosial dan budaya yang membuat mereka miskin dan memberikan solusi terbaik untuk kemudian mengambil langkah memecahkannya. Karena hanya dengan begitu jumlah kaum miskin dapat dikurangi.

Subhanallah;
Ketika Engkau akan mengajari kami perlunya bertauhid, Kau turunkan cerita nabi Ibrahim. Ketika Kau mengajari kami tentang makna persaudaraan dan kerja tim, Kau kisahkan tentang Musa dan Harun. Ketika Kau mengajak kami untuk berserah diri kepadaMu, termasuk menyerahkan jiwa dan raga kami karena pengabdian semata kepadaMu, Kau ceritakan kisah nabi Ismail. Ketika Kau ingin mengingatkan kami tentang besarnya laknat buat para pendosa, Kau ceritakan kisah Luth dan Nuh. Ketika Kau ingin menjadikan kami manusia yang penuh kasih sayang dan pemaaf, Kau ceritakan kisah nabi Isa. Ketika Kau ingin kami memiliki akhlak mulia dan beragama kaffah, Kau ceritakan kisah nabi Muhammad.

Ya Allah, jangan Kau tautkan silaturahim dengan siapapun, kecuali dengan mereka yang setiap detiknya mampu menggerakkan beramal kepadaMu. Jangan teruskan persahabatan dengan siapapun, kecuali yang menjadikanku mulia di hadapanMu. Dekatkan aku, satukan aku, hanya dengan orang-orang yang membuat aku merasakan nikmatnya dekat denganMu. Jadikan orang yang kukenal dan akrab denganku semakin sayang padaMu.

Ya Allah, jangan Kau belokkan perjalanan kami supaya arah langkah kami dan seluruh orang yang bersama kami semua berfokus hanya pada jalanMu. Jangan Kau rapuhkan cahaya yang telah, sedang dan akan Kau pantulkan kepada kami agar kami bisa berbagi cahaya dengan seluruh manusia bumi yang kini Kau titahkan untuk mengawali peradaban berdasarkan pada kebenaran dan keadilanMu. Hanya dengan kuasaMu ya Allah, kami bisa percaya diri untuk berkiprah menjadikan bangsa kami dapat bersatu, adil, sejahtera, berjaya, memimpin dan menjadi penyangga peradabanMu.

* oleh Marwah Daud Ibrahim dengan sedikit revisi

No comments:

Post a Comment