Saturday, November 27, 2010

Menebus Impian : A Poetry

Aku ingin menebus impian yang dulu telah ku kacaukan tak ku pilih tak mampu mempertahankannya…
Aku ingin menebus impian yang dulu tak sempat ku gapai hingga akhirnya ku kubur impian itu…
Aku ingin menebus impian yang dulu telah ku buang dan ku campakkan…
Aku ingin menebus impian yang dulu tak bisa ku raih dan tak bisa ku simpan…
Sekarang Aku ingin menebus impian yang dulu agar aku tak menyesal aku tak bersedih dan tak buatku rendah di mata mereka…
Aku ingin menebus impian yang dulu sirna tuk kembali bersinar agar terus menemani langkahku…
Aku ingin menebus impian yang tak bisa ku pilih hingga kembali menjadi pilihan hidupku saat ini..
Aku ingin menebus impian yang dulu ku kacaukan agar kembali tertata dalam hidupku..
Aku ingin menebus impian yang dulu ku buang dan ku campakkan hingga ku memungutnya kembali agar aku dapat bangkit dan mampu melewati impian-impian lainnya…
HANYA SATU HAL…AKU INGIN MENEBUS IMPIAN KU YANG DULU…
Hal ini ku lakukan agar aku tak terus berlari dan menghindar dari rasa bersalah dan penyesalan akan impian ku tersebut…
Semakin ku lihat…ada rasa ingin membukanya…
Semakin ku buka…ada rasa ingin membacanya…
Semakin ku baca…ada rasa ingin mengejarnya…
Semakin ku kejar…ada rasa ingin memilikinya…
Semakin ku miliki…ada rasa ingin mendekapnya…
Semakin ku dekap…ada rasa ingin mencintainya…
Semakin ku cinta…ada rasa ingin mempertahankannya…
Ya..aku ingin mempertahankannya…mempertahankan semua impian-impian yang pernah ku tulis tetap erat di hidupku ketika sudah ku raih…
Impian-impian dalam buku itu terus melecutku agar aku melangkah tuk terus meraihnya…
Tuhan…izinkan aku mendapatkan impian-impian yang terdapat dalam daftar impian di buku hidupku…
Tuhan…izinkan aku menjadikan kegagalan-kegagalan yang terdapat dalam daftar gagal di buku hidupku sebagai pembelajaran untukku…
Tuhan…jangan biarkan aku menangis ketika ku tak bisa dapatkan impian itu,tapi..
Tuhan…berikan aku kekuatan tersenyum bahagia ketika ku tak bisa dapatkan impian itu…
karena dengan begitu Tuhan„aku tahu bahwa rencana-Mu untukku akan lebih indah..

Tutorial SPSS

Pernah dapat tugas praktikum tentang statistika parametrik Rancangan Percobaan dengan menggunakan SPSS. Hal ini membuat saya mencari rekomendasi dalam mengerjakan tugas ini. Namun banyak hasil searching yang cukup sesuai dan akhirnya membantu saya dalam menyelesaikan tugas ini. Sekarang saya akan membagi tutorial tersebut sesuai dengan tema tugasnya yaitu Rancangan Percobaan.

Tutorial Rancangan Percobaan yang bisa anda download adalah:

1. Rancangan Acak Lengkap Faktorial
Tutorial ini dapat diunduh melalui link di bawah ini:

2. Rancangan Acak Kelompok
Tutorial ini dapat diunduh melalui link di bawah ini:

3. Rancangan Acak Lengkap
Tutorial ini dapat diunduh melalui link di bawah ini:

Monday, November 15, 2010

Sebuah Doa, Sebuah Harapan

Bismillahirrahmaannirrahimm....

Ya Allah yang Maha Penyanyang umat-Nya..
Semoga tangan ini Kau bimbing untuk menghasilkan hal yang bermanfaat bagi sebanyak mungkin orang di dunia ini. Semoga Kau jauhkan kami dari menyentuh hal-hal yang telah Kau haramkan.

Semoga lidah ini senantiasa melafadzkan dzikir, mengeluarkan kata-kata hikmah yang bermanfaat, melantunkan ayat dan sholawat, mengucap hanya dengan bahasa santun dan bermakna, dan semoga mulut ini hanya menerima barang yang halal untuk tubuh kami.

Semoga wajah ini hanya menatap sumber pantulan cahayaMu dan Kau palingkan kami dari hal-hal yang Kau benci.
Semoga tangan ini Kau beri kekuatan untuk mengangkat derajat kemanusiaan, meluruskan bengkoknya peradaban dan menolong mereka yang menderita, teraniaya nan jauh dari rasa keadilan.

Semoga Kau anugerahi kami  dengan ilham, dengan pikiran yang cemerlang yang dapat memberikan jalan keluar terhadap berbagai permasalahan umat. Semoga Kau memberi kami petunjuk agar kami dapat mengungkap ilmu dan rahasiaMu.

Alhamdulillahirabbilalamin, atas;
Kesulitan yang Kau mudahkan
Nama yang Kau tinggikan
Aib yang Kau sembunyikan
Jantung yang Kau detakkan
Ingatan yang Kau tajamkan
Rizki yang Kau karuniakan
Nikmat iman yang Kauberikan

Maaf, atas;
Sholat yang belum sepenuhnya khusyuk
Tilawah yang belum tartil
Sedekah yang belum seberapa
Amal yang masih terbatas
Ibadah yang masih sering dihiasi riya
Pengabdian kepada keluarga, sahabat, bangsa dan negara yang belum sepenuh hati

Maka, tolong;
Jangan lewatkan satu malampun dari malam-malam kami tanpa Kau bimbing kami untuk bersimpuh di atas sajadah, mensyukuri nikmatMu, mengharap ampunanMu, serta mengharap bimbinganMu.

Betapa kami sering lalai, karena merasa bahwa sedekah itu untuk membantu orang lain. Padahal dengannya, Engkau membantu kami untuk turut merasakan nikmatnya berbagi. Betapa kami selalu khilaf dengan menyangka bahwa sedekah itu membahagiakan orang yang kami santuni. Padahal dengannya, Engkau mengajari kami bahwa puncak kebahagiaan adalah membahagiakan orang lain.

Ketika mereka telanjang dan berpakaian lusuh, kami sudah merasa cukup dengan memberi mereka berberapa helai baju yang bekas kami pakai. Padahal yang seharusnya kami lakukan adalah memberikan mereka pakaian kebesaran sebagai manusia, rasa percaya diri sebagai makhluk mulia. Karena dengan begitu mereka akan bangkit perlahan-lahan untuk kelak melengkapi pakaian mereka sendiri.

Kepada para peminta-minta dan kaum papa, kami sudah merasa puas dengan hanya memberikan beberapa keping uang logam pada telapak tangan mereka. Padahal yang harus kami lakukan adalah mencari sebab politik, ekonomi, sosial dan budaya yang membuat mereka miskin dan memberikan solusi terbaik untuk kemudian mengambil langkah memecahkannya. Karena hanya dengan begitu jumlah kaum miskin dapat dikurangi.

Subhanallah;
Ketika Engkau akan mengajari kami perlunya bertauhid, Kau turunkan cerita nabi Ibrahim. Ketika Kau mengajari kami tentang makna persaudaraan dan kerja tim, Kau kisahkan tentang Musa dan Harun. Ketika Kau mengajak kami untuk berserah diri kepadaMu, termasuk menyerahkan jiwa dan raga kami karena pengabdian semata kepadaMu, Kau ceritakan kisah nabi Ismail. Ketika Kau ingin mengingatkan kami tentang besarnya laknat buat para pendosa, Kau ceritakan kisah Luth dan Nuh. Ketika Kau ingin menjadikan kami manusia yang penuh kasih sayang dan pemaaf, Kau ceritakan kisah nabi Isa. Ketika Kau ingin kami memiliki akhlak mulia dan beragama kaffah, Kau ceritakan kisah nabi Muhammad.

Ya Allah, jangan Kau tautkan silaturahim dengan siapapun, kecuali dengan mereka yang setiap detiknya mampu menggerakkan beramal kepadaMu. Jangan teruskan persahabatan dengan siapapun, kecuali yang menjadikanku mulia di hadapanMu. Dekatkan aku, satukan aku, hanya dengan orang-orang yang membuat aku merasakan nikmatnya dekat denganMu. Jadikan orang yang kukenal dan akrab denganku semakin sayang padaMu.

Ya Allah, jangan Kau belokkan perjalanan kami supaya arah langkah kami dan seluruh orang yang bersama kami semua berfokus hanya pada jalanMu. Jangan Kau rapuhkan cahaya yang telah, sedang dan akan Kau pantulkan kepada kami agar kami bisa berbagi cahaya dengan seluruh manusia bumi yang kini Kau titahkan untuk mengawali peradaban berdasarkan pada kebenaran dan keadilanMu. Hanya dengan kuasaMu ya Allah, kami bisa percaya diri untuk berkiprah menjadikan bangsa kami dapat bersatu, adil, sejahtera, berjaya, memimpin dan menjadi penyangga peradabanMu.

* oleh Marwah Daud Ibrahim dengan sedikit revisi

Puasa Sunah Arafah

Assalamualaikum wr.wb..

Sahabat Muslim pembaca blog ini yang dirahmati Allah SWT.. Saya mau membahas tentang Idul qurban ni atau disebut Idul Adha...Sebentar lagi kita akan memasuki tanggal 10 Dzulhijah yang berarti sudah mau idul adha ni... ngomong-ngomong soal idul adha, saudara-saudara kita yang sedang melaksanakan ibadah haji di Mekkah sana secara khusyuk sedang menyelesaikan serangkaian ibadah haji yang sangat sakral dan khidmat serta juga penuh keajaiban...

Nah sedangkan kita sebagai umat muslim yang sedang tidak menjalankan ibadah haji, membantu mendoakan saudara-saudara kita di sana dengan cara ini, yaitu hari ini (15 November 2010) tanggal 8 Dzulhijah adalah hari arafah, Marilah kita melaksanakan Puasa Sunah Arafah. Sebagaimana kita ketahui, ada beberapa kebaikan yang akan kita dapatkan lebih ketika melaksanakan puasa arafah ini adalah :

Rasulullah s.a.w. bersabda; “Berpuasa pada hari Arafah menghapuskan dosanya setahun sebelum dan setahun sesudahnya”. (Riwayat Imam Muslim)

Dari Abi Qatadah ra Baginda Rasulullah s.a.w. bersabda: Berpuasa pada hari Arafah, sesungguhnya aku mengharapkan dari Allah agar dihapuskan dosa selama satu tahun sebelumnya dan satu tahun sesudahnya.

Dari Abi Qatadah r.a., ia berkata Rasulullah Saw. telah bersabda: “Puasa hari Arafah itu dapat menghapuskan dosa dua tahun, satu tahun yang telah lalu dan satu tahun yang akan datang.” (Riwayat Jama’ah kecuali Bukhari dan Tarmidzi)

Jumhur 'ulama berpendapat bahwa dosa yang dihapus bukan keseluruhan dosa yang kita perbuat, namun di spesifikan kepada dosa-dosa yang kecil saja (seperti berbohong, berdusta, berkata kotor, lupa sholat, dll). Sedangkan untuk dosa-dosa besar tidak dihapus. Pendapat lain mengatakan, kalau ada seorang muslim yang sudah melakukan dosa besar, maka dosa-dosa kecil yang disebutkan tidak akan dihapus sebelum yang bersangkutan melakukan taubatan nasuha (taubat yang sebenar-benar taubat).

Wallahu a'lam bi showab....
Insya Allah yang melaksanakan ibadah puasa sunah Arafah hari ini dengan ikhlas lillahita'ala akan mendapatkan pahala yang sesuai dari Allah SWT...Aamiiinnnn....

Saturday, November 13, 2010

Paper Jurnal Biotoksikologi HasPer

Isolasi Dan Karakterisasi Lethal Protein Pada Venom Nematocyst Ubur-Ubur Cyanea nozakii Kishinouye
Jinhua Feng a,b, Huahua Yu a, Cuiping Li a,b, Ronge Xing a, Song Liu a, Lin Wang a,b,
Shengbao Cai a,b, Pengcheng Li a,*
a Institute of Oceanology, Chinese Academy of Sciences, 7 Nanhai Road, Qingdao 266071, China
b Graduate University of the Chinese Academy of Sciences, 19 Yuquan Road, Beijing 100039, China

Abstrak
Cyanea nozakii Kishinouye, termasuk ubur-ubur yang didistribusikan secara luas di wilayah pantai Cina, telah mendapatkan perhatian karena kapasitas sengatan dan berbahaya bagi kesehatan masyarakat. Kami menggunakan teknik baru yang dikembangkan untuk mengambil venom pada nematocysts ubur-ubur; studi ini menyelidiki lethality venom C. nozakii. Isi nematocyst sangat beracun pada karper grass, Ctenopharyngodon idellus, menghasilkan toksisitas bersifat neurotoxin. ID50 ini sekitar 0,6 mg protein/g ikan. Sampel toksin stabil ketika disimpan di -80oC, tapi setelah 48 jam, terjadi penurunan lethalitas 80% pada -20oC. Stabilitas venom rendah pada kisaran 65o-80oC dan pada pH 3.5. Venom itu dihidrolisis oleh enzim proteolitik, tripsin. Fraksinasi venom yang dihasilkan dua band protein dengan berat molekul 60 kDa dan 50 kDa. Hasil kami sebagai bukti pertama bahwa C. nozakii menghasilkan venom yang mematikan. Karakteristik ini perlu disorot untuk isolasi dan karakterisasi molekuler aktif baru venom dalam C. nozakii.


Kata kunci: Jellyfish Cyanea nozakii Kishinouye, Nematocyst, Lethality,Isolation


Pendahuluan
Kelimpahan ubur-ubur meningkat di berbagai ekosistem laut di seluruh dunia (Jiang et al., 2008). Blooming populasi ubur-ubur telah mendatangkan kerusakan ekonomi yang parah di tempat-tempat tertentu; adanya ubur-ubur telah menyebabkan rusaknya jaring dan telah mempengaruhi musim memancing. Tempat-tempat ini termasuk Teluk Meksiko (Graham, 2001), Laut Jepang (Eksim, 2005), Laut Utara (Christopher et al., 2005), Teluk Jerman (Greve, 1994) dan Laut Cina Timur (Yan et al., 2005). Demikian juga, perkembangan ubur-ubur telah disebabkan banyak sengatan di antara populasi manusia. Ubur-ubur hasil envenomation mengakibatkan reaksi kulit tertunda seperti kemerahan, rasa panas dan papulovesicular letusan (Uri et al., 2005), kontraksi otot dan bahkan reaksi sistemik, seperti shock, kegagalan pernafasan, dan rusaknya kardiovaskular (Xiao et al., 2009). Pada tahun 1994, setidaknya 63 orang telah bertemu secara tiba-tiba dan kematian menyakitkan di perairan sutropical Australia (Tibballs, 2006); 14 kematian di perairan Asia juga dilaporkan (Fenner dan Williamson, 1996).
Sengatan berbahaya ubur-ubur (nematocysts) mampu menusuk kulit. Penyelidikan telah mengungkapkan bahwa venom nematocyst berisi komponen yang menunjukkan hemolitik, cytolytic, cardiotoxic, neurotoxic, musculotoxic, clastogenic dan aktivitas enzimatik (Baxter dan Marr, 1969; Endean et al., 1969; Burnett et al., 1975; Allavena et al., 1998; Li et al., 2005; Radwan et al., 2005; Ramasamyet al., 2005; Mariottini et al., 2008). Gejala yang disebabkan oleh sengatan ubur-ubur muncul pada campuran kompleks dari molekul biologis aktif yang membentuk venom nematocyst. Oleh karena
itu, karakterisasi dari venom ubur-ubur adalah langkah pertama dalam memajukan pemahaman kami tentang venom ubur-ubur 'modus tindakan, yang dalam waktu ke depan harus mengembangkan solusi yang lebih efektif terhadap sengatan ubur-ubur (Nagai et al., 2002). Ubur-ubur Cyanea nozakii Kishinouye (C. nozakii), sebuah cnidarian Kelas Scyphomedusae, Order Semaeostomeae, Keluarga Cyaneidae, telah langka di masa lalu, namun, sejak akhir abad ke-20, itu telah tumbuh di wilayah pantai Laut Kuning dan Laut Bohai di North China. Ada laporan-laporan sering terjadinya serangan pada perenang (Dong et al., 2006). C. nozakii menimbulkan sengatan menyakitkan pada perenang, dicirikan oleh erythematous letusan, gatal dan sensasi terbakar. Saat ini, sebagian besar penelitian yang berkonsentrasi pada hubungan antara pertumbuhan C. nozakii dan ekosistem laut (Zhong et al., 1993; Cheng et al., 2005; Ge dan Dia, 2005), tetapi belum mendokumentasikan C. nozakii bersifat venom. Tujuan kami dalam penelitian ini adalah untuk menetapkan prosedur ekstraksi venom nematocyst C. nozakii dan ciri property biokimia.

2. Bahan Dan Metode
2.1. Persiapan nematocysts
Spesimen dewasa C. nozakii dikumpulkan di muka pantai di Qingdao, Cina pada Agustus 2006. Tentakel dikeluarkan dan segera disimpan pada 20oC. Nematocysts yang terisolasi dari tentakel beku seperti dijelaskan sebelumnya (Bloom et al., 1998). Singkatnya, tentakel beku ditempatkan dalam 5 bagian. air laut segar di 4oC dan ditetapkan untuk autolysis selama empat hari. Supernatant itu tertuang dan bahan menetap di resuspended segar air laut satu kali sehari. Suspensi yang dihasilkan disaring melalui saringan halus (54mm). Suspensi akhir nematocysts diizinkan untuk menyelesaikan, dan sebagian besar nematocysts yang terkandung dalam sedimen. Endapan kemudian dikumpulkan dan dicuci beberapa kali dengan larutan NaCl 0,9%, setelah setiap putaran mencuci, yang
nematocysts yang dipanen oleh sentrifugasi pada 3000g di
4oC selama 30 menit. Puing-puing dipindahkan dengan pipet. Akhirnya, undischarged nematocysts itu dikumpulkan, lyophilized, dan disimpan di 20oC.
2.2. Persiapan venom
Venom diambil dari nematocysts menggunakan teknik ditandai sebelumnya (Carrette dan Seymour, 2004). Singkatnya, lyophilized nematocysts ditempatkan ke botol bertutup dengan Tris-HCl buffer (10 mM, pH 7.8) dan manik-manik kaca (sekitar 1/2, volume botol; 0,5 mm). Sampel ini terguncang empat kali dalam sebuah mini-manik pemukul di 4.600 rpm selama 1 menit interval. Nematocyst campuran diletakkan di es mandi selama 1 menit sebelum gangguan mulai dan lagi selama 1 menit setelah setiap gangguan berturut-turut event. Sampel racun kemudian dipisahkan dari manik-manik gelas dengan pipet dan disentrifugasi pada 4oC selama 15 menit pada 13 000g. Beracun supernatant dikumpulkan sebagai C. nozakii nematocyst racun (CNV). Konsentrasi protein ditentukan CNV menurut metode Bradford (Bradford, 1976), dengan bovine serum albumin (BSA) sebagai standar. 2.3. Penyiapan sampel untuk pemindaian mikroskop elektron
Nematocyst suspensi sampel digunakan untuk Scanning Electron Microscopy. Persiapan terdiri dari langkah-langkah berikut: (1) Fixation dari nematocysts di 2,5% glutaraldehid dalam buffer fosfat (100 mM, pH 7.4) untuk 1 jam (2) Dehidrasi pada langkah 30~70% etanol. (3) Titik kritis pengeringan dalam diganti asetat-etanol untuk 30 menit (HITACHI HCP-2 Critical Point pengering). (4) Goldcoating pada tekanan atmosfer 0,05 organ mbar (sistem sputtering Eiko IB-3). Sampel diperiksa dengan sebuah lapangan SEM emisi pemindaian mikroskop.
2.4. Lethality assay
Lethality diuji dengan menyuntikkan asli atau pretreated CNV di ekor karper grass, Ctenopharyngodon idellus. Itu kontrol eksperimen dilakukan dengan Tris-HCl (10 mM, pH 7.8) penyangga bukan CNV. The LD50 ini ditentukan berdasarkan metode Litchfield (Litchfield dan Wilcoxon, 1949). Sebelum percobaan, air tawar yg bercampur dgn udara terus menerus selama beberapa hari untuk menghapus klorin. Ikan ini ditempatkan di air tawar diproses dan menyesuaikan diri selama satu minggu di laboratorium. Selama periode pengujian, ikan itu dianggap mati jika mereka tidak merespon sentuhan dengan tongkat kaca dalam waktu 5 menit.
Untuk menguji dosis-ketergantungan CNV lethality, enam kelompok ikan diberi volume berbeda CNV (0,718 mg / ml) (2,0, 4.0, 6.0, 8.0 dan 10,0 ml). Kematian dilaporkan 2 jam, 24 jam dan 32 jam setelah suntikan.
Stabilitas dievaluasi CNV penyimpanan yang berbeda-beda kondisi dan temperatur. Setelah perawatan penyimpanan pada suhu kamar, 4oC, -20oC atau -80oC selama 4 jam, 8 jam, 12 h, 24 h, 48 h, 72 h, 96 jam dan 120 jam, residu lethality dari CNV (0,576 mg / ml) telah diuji.
Ekstrak nematocyst (CNV) (2454 mg / ml) juga diuji pada berbagai pengenceran setelah inkubasi pada berbagai temperatur (35oC, 50oC, 65oC dan 80oC) selama 20 menit atau 40 min. Disuntikkan ikan kemudian diamati selama 32 h. Semua suntikan itu dibuat dengan 10 ml sampel (sepuluh ikan 3.6~3.7 g terpisah masing-masing dalam tiga eksperimen).
Dalam eksperimen untuk pengujian efek pH pada lethality dari CNV, CNV (698 mg / ml) diekstraksi dengan Tris-HCl buffer (pH 8,63) adalah 0,2 Macetate disesuaikan dengan buffer (pH 3.5) untuk tepat pH (pH 7,8, 7.0, 6.5, 5) atau diekstraksi denganasetat buffer (pH 3,5) saja. Sampel diuji setelah inkubasi pada berbagai nilai pH selama 30 menit. Aliquots dari CNV (698 mg / ml) juga diinkubasi untuk 30 menit di 4oC dengan tripsin (2500 U / mg) dan papain (3500 U / mg); lethality kemudian diuji.
2.5. DEAE-Sepharose Fast Flow anion-exchange chromatography
Nematocyst ekstrak (CNV) di ultrafiltered menggunakan 10 kDa membran dan kemudian tunduk ke DEAESepharose  Fast Flow kolom (1-20 cm) yang sebelumnya equilibrated dengan Tris-HCl buffer (10 mM, pH 7.8). Setelah perendaman buffer yang sama, kolom ini bertahap eluted menggunakan 0.1, 0.2, 0.3, 0.4, 0,5 dan 0,6 M NaCl dalam menyeimbangkan buffer. Pecahan menunjukkan kegiatan mematikan dikumpulkan pada laju aliran 60 ml / jam Pecahan aktif menunjukkan lethality itu menggenang dan berkonsentrasi dengan ultrafiltrasi menggunakan 10 kDa membran dan disimpan di 80oC untuk analisis lebih lanjut.
2.6. Sephadex G-100 gel filtrasi
Bahan aktif yang terkonsentrasi dari DEAESepharose cepat kemudian digunakan untuk filtrasi gel pada sebuah Sephadex G-100 kolom (1.0 15 cm) pra-equilibrated dengan Tris HCl buffer (10 mM, pH 7.8) dan eluted di aliran laju 60 ml / jam dengan buffer yang sama. Puncak kegiatan mematikan pecahan itu menggenang dan terkonsentrasi oleh ultrafiltrasi sebagai dijelaskan di atas. Sampel ini disebut dalam perjanjian sebagai dimurnikan sebagian racun yang mematikan. Protein content (abs.280 nm) dan aktivitas yang mematikan diukur.
2.7. SDS-PAGE
Protein spesies yang diamati oleh Polyacrylamide gel elektroforesis (SDS-PAGE) seperti yang dijelaskan sebelumnya (Laemmli, 1970). Sampel diencerkan (1:1) dengan sampel buffer (50 mM Tris pH 6.8, 2% SDS, 20% gliserol, 2% 2--mercaptoethanol dan 0,04% bromophenol biru) dan kemudian direbus selama 3 menit. Menjalankan gel dari 5% akrilamida dan menumpuk gel dari 12% akrilamida digunakan. The gel itu bernoda Coomassie R-250. Luas molekuler berat marker digunakan sebagai standar untuk massa molekul tekad.
2.8. Analisis statistic
Semua data dinyatakan sebagai sarana SD dari tiga parallel pengukuran. Data dianalisis oleh siswa t-test dan nilai P kurang dari 0,05 secara statistik dianggap signifikan.

3. Hasil
3.1. Karakterisasi nematocysts
SEM pemeriksaan nematocysts dari C. nozakii mengungkapkan kehadiran nematocyst setidaknya empat jenis, diidentifikasi sebagai merotrichous isorhiza, microbasic masigophore, atrichous isorhiza dan anisorhiza. Dari nematocysts, kira-kira 80% adalah merotrichous isorhizas (Gambar 1).
3.2. Dosis-ketergantungan CNV
Sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar. 2, lethality dari CNV adalah dosedependent. The LD50 diperkirakan 0,6 mg protein / g ikan dalam periode observasi 32 jam. Tanggapan perilaku ikan diamati dalam lethality tes. Ikan di kelompok kontrol bertingkah laku normal selama periode yang diuji, sedangkan yang disuntik dengan 2 ml CNV bergerak perlahan dengan kadang-kadang kehilangan keseimbangan. Di satu kelompok, 5 ikan meninggal dalam 2 jam, tetapi setelah itu, oleh 32 h, hanya 6  ikan telah meninggal. Mereka ikan disuntik dengan 4 ml dan 6 ml CNV sering saja kehilangan keseimbangan; mereka disuntik dengan 8 ml CNV tinggal bergerak di dekat permukaan air dan kemudian tenggelam ke dasar dalam cara spiral. Mereka menyuntik dengan 10 ml CNV menderita lebih berat dari kehilangan keseimbangan, melayang head up maupun horizontal, terengah-engah sering, berenang tak menentu, dan bergerak-gerak. Beberapa meninggal dalam waktu 30 menit, tujuh meninggal dalam waktu 1 jam, dan sisanya meninggal dalam waktu 2 jam Khususnya, beberapa ikan pertama kali dipamerkan kehilangan keseimbangan dan kemudian ditampilkan kembali berenang normal sekitar 30 menit kemudian.
Sekitar 10 jam kemudian, situs selamat injeksi pada ikan berbalik kemerahan dan bengkak; tidak ada perubahan yang diamati  di situs injeksi di antara ikan di kelompok kontrol.
3.3. Efek kondisi penyimpanan dan suhu pada CNV lethality
Waktu dan suhu penyimpanan yang terkena CNV lethality. Seperti ditunjukkan dalam Gambar. 3A, CNV tetap stabil selama 12 jam pada suhu kamar (sekitar 20oC); kemudian mematikan menurun dengan meningkatnya lama penyimpanan. The lethality dari CNV menurun dengan cepat di 20oC dan rasio mati ikan turun sampai 23% dalam 48 jam Tidak ada perubahan signifikan dalam lethality diamati ketika CNV disimpan di 4oC selama dua hari atau 80oC selama lima hari. Lethalitywas dipertahankan ketika CNV disimpan selama satu bulan atau lebih di 80oC. Oleh karena itu, penyimpanan di 80oC sudah cukup untuk racun pengawetan.
Untuk mengetahui apakah CNV adalah thermolabile (seperti yang lain venoms ubur-ubur), yang thermostability dari CNV itu dievaluasi. Ketergantungan suhu CNV aktivitas mematikan ditampilkan pada Gambar. 3B. Seperti yang diharapkan untuk diekstraksi protein, lethality dipengaruhi oleh suhu dan panjang dari inkubasi. At 35oC, perlakuan tidak signifikan efek pada lethality, terlepas dari waktu inkubasi. Di 50oC, lethality sedikit berkurang; lebih meningkatkan ke 65oC mengakibatkan penurunan yang luar biasa mematikan. Itu lama waktu inkubasi, semakin mematikan itu berkurang, terutama pada pengenceran yang lebih tinggi (1:3 CNV). Sampel diinkubasi selama 40 menit di 80oC tidak menunjukkan lethality.
3.4. pH ketergantungan CNV lethality
pH adalah faktor penting yang mempengaruhi aktivitas beberapa senyawa protein. Pengaruh pH pada lethality CNV diperiksa lebih dari kisaran pH 3,5-8,63 (Gambar 4A). Lethality terbukti pH-sensitif. Pada pH rendah, yang mematikan sangat menghambat: pada pH 3.5, racun menunjukkan hampir tidak lethality; pada pH > 5.0, mematikan secara signifikan meningkat. PH optimum untuk stabilitas CNV adalah 7.8.
3.5. Efek protease pada lethality CNV
Dampak protease pada lethality CNV diuji dengan sangat murni protease, termasuk tripsin dan papain,yang tidak beracun untuk ikan diuji. Efek protease akan ditampilkan pada Gambar. 4B. Lethality sedikit dihambat oleh papain, sementara tripsin lebih efektif daripada papain penurunan lethality. Sekitar 70% dari toksisitas CNV (konsentrasi 698 mg/ml) telah dihancurkan oleh inkubasi dengan 30 mg / ml tripsin 0,5 h.
3.6. Pemurnian CNV
Analisis CNV pada SDS-PAGE menunjukkan sekurang-kurangnya 15 band protein pada berat molekul yang berkisar dari 90 sampai 10 kDa (Gambar 6). Enam komponen utama dengan molekul berat sekitar 60, 50, 43, 35, 24, dan 14 kDa sedang saat ini.
DEAE-Sepharose Fast Arus kromatograf menyebabkan pemisahan dari delapan pecahan; kegiatan mematikan terbatas pada pecahan yang eluted pada NaCl 0,3 M (Gambar 5A). Pecahan lain tidak mendatangkan tanda-tanda ikan lethality. Itu Sephadex G-100 kromatograf menghasilkan dua puncak; yang puncak kedua (puncak 2) menunjukkan tingkat tertinggi yang mematikan
Aktivitas (Gambar 5B). Fraksi yang mematikan yang diperoleh dari Sephadex G-100 kromatograf langkah menunjukkan bahwa bahan yang mematikan bagi ikan terdiri dari komponen dengan berat molekul sekitar 60 kDa dan 50 kDa (Gambar 6). Kami menyimpan sebagian di CNV disucikan? 80? C in Tris - HCl buffer (10 mM, pH 7.8). Setelah sekitar tiga bulan, 90% dari kegiatan yang mematikan itu masih dipertahankan.

4. Diskusi
Racun ubur-ubur masih menimbulkan risiko kesehatan utama karena racun telah sangat sulit untuk menandai, biokimia dan farmakologi. Studi tentang ubur-ubur racun terhalang oleh alasan-alasan berikut: (1) ubur-ubur racun sangat labil terdiri dari bahan protein, yang sangat menghambatidentifikasi dan isolasi komponen individu (Kintner et al., 2005). (2) teknik yang digunakan untuk mengekstrak racun dari ubur-ubur ubur-ubur tentakel atau seluruh binatang telah diusulkan untuk menghasilkan kualitas racun meragukan karena non-nematocyst jaringan mengandung berbagai racun yang tidak pernah disuntikkan ke mangsa dan tidak boleh dianggap sebagai konstituen dari racun (Bloom et al., 1998). (3) Pengumpulan beberapa spesimen ubur-ubur (seperti Carukia barnesi) adalah sulit karena ukuran kecil mereka dan sukar dipahami alam (Ramasamy et al., 2005).
Untungnya, kami dapat memperoleh bahan yang memadai nozakii C. karena berlimpah C. nozakii mendarat dalam beberapa tahun. Penelitian ini merupakan sukses pertama ekstraksi dari nematocyst racun dari C. nozakii.
Ekstraksi racun dari nematocysts adalah penting sebelum penelitian toksisitas racun dapat dilakukan. Dalam upaya untuk mendapatkan racun dari nematocysts C. nozakii, kami mencoba beberapa metode mekanis termasuk sonication. Sonication Meskipun telah digunakan di beberapa kertas (Nagai et al., 2000b; Chung et al., 2001; Marino et al., 2004), hal itu tidak mematahkan C. nozakii nematocysts. A mini manik pemukul yang efektif untuk ekstraksi racun dari C. nozakii nematocysts.
Yang mematikan dari racun sangat bervariasi, tergantung pada apakah itu diekstraksi dengan air suling atau buffer. Racun diekstraksi dengan air suling adalah asam (pH 1,5) dan tidak beracun untuk ikan; sebagai Berking percaya (Berking danHerrmann, 2006), bahan di dalam nematocysts adalah asam. Racun diekstraksi dengan 10 mmol / l Tris-HCl penyangga menunjukkan lethality kuat dalam ikan, meski laporan dikurangi Chironex fleckeri lethality ketika racun itu diekstraksi dengan 0,3 M Tris-HCl 0,3 M, bukan PBS (Endean, 1987). 10 mM PBS (pH 8,0) menyebabkan agregasi villosa toksin yang Actineria tapi PBS (pH 6,0) berhasil melindungi aktivitas (Uechi et al., 2005). Perbedaan respon dari racun ubur-ubur dengan berbagai buffer mungkinkarena komponen-komponen beracun yang berbeda di berbagai spesies ubur-ubur.
Lethality dari ikan itu CNV dalam dosis-tergantung: yangdosis lebih tinggi, semakin besar mematikan. LD50 nilai Chrysaora quinquecirrha nematocyst dari racun diberikan pada 20 mg protein/ g ikan itu sekitar 30 kali lebih diberikan pada protein 0,6 mg / g ikan CNV (Ishikawa et al., 2004). Oleh karena itu, potensi mematikan adalah CNV kuat daripada C. quinquecirrha racun, terlepas dari spesies ikan yang berbeda yang digunakan untuk eksperimen.
Meskipun patogenesis CNV lethality tidak diketahui, perubahan perilaku diamati pada ikan disuntik dengan CNV yang khas keracunan racun saraf, yang menunjukkan CNV dapat mempengaruhi sistem saraf ikan. Namun, tampaknya bahwa mekanisme neurotoxic bukan satu-satunya penyebab kematian, karena beberapa ikan meninggal beberapa jam setelah pulih dari kehilangan keseimbangan. Kematian ikan ini mungkin dihasilkan dari racun-dimediasi kerusakan lain organ-organ lain dari sistem saraf. Seperti diberitakan, racun C. quinquecirrha dapat mengurangi frekuensi tindakan potensi di saraf perifer (Burnett dan Goldner, 1970); racun diterapkan untuk kulit agak gundul daripada permukaan otak ikan akibat kematian cepat (Ishikawa et al., 2004). Hasil ini menunjukkan bahwa untuk beberapa ubur-ubur spesies, sistem saraf bukanlah sasaran utama dari komponen dalam racun mematikan.
Racun yang mematikan dalam CNV terbukti protein, sebagai racun dapat didenaturasi dengan panas dan dihidrolisis oleh proteolitik enzim. Zat-zat beracun dalam ubur-ubur racun yang labil (Baxter dan Marr, 1969; Winter et al., 2007), yang telah menghambat pemisahan dan pemurnian dari ubur-ubur racun. Stabilitas CNV berubah dengan temperatur dan waktu pemaparan; dalam suhu yang lebih tinggi, yang mematikan berkurang dengan cepat. Namun, kegiatan beracun CNV ini tampaknya lebih stabil daripada yang lain melaporkan racun ubur-ubur. Dalam kasus serupa, memperlihatkan diekstrak C. fleckeri racun pada suhu di atas 39oC lethality mengurangi secara dramatis; itu kehilangan semua biologis aktivitas bila disimpan pada 58 C selama 2 menit (Carette et al., 2002). Pemanasan S. meleagris racun hingga 60 C selama 20 menit sekali menghancurkan racun (Toom dan Chan, 1972). Lethality dari CNV lebih tahan panas: 90% CNV masih aktif setelah terkena sampai 65oC selama 20 menit dan tidak mematikan benar-benar hilang sampai inkubasi pada 80oC selama 40 menit.
Lethality of CNV tetap lebih stabil di 80oC dari pada suhu kamar, 4oC dan 20oC. Lethality dari CNV menurun hanya sedikit setelah satu bulan penyimpanan pada 80oC. Dalam kasus racun dari spesies lain, yang ideal kondisi penyimpanan berbeda. Sebagai contoh, C. fleckeri racun disimpan pada 20 C kehilangan semua kegiatan mematikan dalam 5 hari (Endean, 1987), sedangkan yang dari Rhizostoma pulmo kehilangan 50% dari aktivitas hemolitik ketika disimpan selama satu bulan pada 20oC (Cariello et al., 1988). Racun menunjukkan penyimpanan yang lebih baik stabilitas di 80 C dibandingkan pada 20 C, mungkin karena alasan berikut: (1) suhu yang lebih rendah dapat memperlambat reaksi degradasi protein; (2) lemari es kadang-kadang suhu melayang-layang di atas 20oC. Dalam lemari pendingin tanpa es, racun tunduk pada ulang freezer "siklus mencair. (3) eutektik suhu untuk beberapa kristal hampir 20oC. Ketika suhu beredar sekitar eutektik temperatur, kristal akan memecahkan /recrystallize, menghasilkan denaturasi dari racun (Coliqan et al., 2003). Ketika protein disimpan dalam nonfrozen larutan, suhu yang lebih rendah dapat mengurangi agregasi dan degradasi kimia (terutama oksidasi) dari molekul protein aktif (Coliqan et al., 2003), yang mungkin menjadi alasan mengapa mematikan dari racun secara signifikan lebih stabil di 4oC dibandingkan pada suhu kamar.
Telah menunjukkan bahwa tripsin, collagenase, dan papain, yang sangat efektif dalam degradasi hemolitik kegiatan alata Carybdea racun; toksisitas cyanea capillata racun berkurang secara signifikan setelah itu diinkubasi dengan tripsin atau pepsin (Walker, 1977; Chung et al., 2001). Setelah inkubasi dengan tripsin, mematikan protein di CNV mungkin telah diturunkan kepada non-toxic kecil atau kurang beracun peptida. Oleh karena itu, untuk menyembuhkan sengatan ubur-ubur, menerapkan satu atau lebih protease dapat berfungsi sebagai penanggulangan, melindungi korban dari racun mematikan.
Banyak jenis ubur-ubur venoms yang sensitif terhadap pH. Kegiatan kardiovaskular C. fleckeri nematocyst racun sedang aktif pada pH 5-9, tetapi tidak aktif pada pH 3 (Winter et al., 2007). C. capillata racun yang stabil pada pH 3,6-8,6 dan terkuat pada pH 6.0, namun kalah bioaktivitas pada pH 1,6 dan 12,6 (Walker, 1977). Hasil sekarang menunjukkan bahwa CNV fungsi secara optimal pada kondisi alkali (pH 7.8).
Jellyfish venoms dari berbagai jenis aktivitas bervariasi dan komposisi. Dilaporkan bahwa protein utama komponen dalam C. quinquecirrha racun memiliki 19 kDa berat molekul, sedangkan komponen protein utama dalam Chrysaora achlyos racun adalah 55 kDa (Radwan et al., 2000). Racun yang terkandung Chiropsalmus quadrigatus sebuah hemolitik toksin dari 44 kDa (Nagai et al., 2002), dan bahwa dari C. fleckeri nematocysts mengandung protein 20 kDa (Olson et al., 1984). Dua protein racun (w43 dan 45 kDa, masing-masing) yang terisolasi dari ubur-ubur kotak C. fleckeri (Brinkman dan Burnell, 2007). Chung et al. (2001) melaporkan bahwa protein dengan aktivitas hemolitik dalam kotak ubur-ubur (C. alata) memiliki berat molekul 42 kDa. Namun, kajian terhadap stabilitas murni ubur-ubur racun ini hampir tidak dilaporkan. Nagai et al. (2000a) melaporkan bahwa disucikan Carybdea rastoni racun dalam NaCl 0,8 M, 5 mM buffer fosfat (pH 6,0) solusi di 4oC dapat mempertahankan aktivitas hemolitik selama lebih dari 6 bulan. Itu racun nematocyst C. nozakii disajikan beberapa protein band dan mematikan komponen berada di bawah 66 kDa. Itu dimurnikan mematikan sebagian protein dalam CNV bisa tetap stabil pada 80oC dalam Tris-HCl buffer (10 mM, pH 7.8) selama beberapa bulan. Stabilitas di 80oC akan bermanfaat bagi pemurnian lebih lanjut untuk mendapatkan satu protein dalam C. nozakii nematocyst racun.
Dalam makalah ini, kami mengevaluasi C. nozakii nematocyst racun berkenaan dengan komposisi, pelestarian, lethality dalam ikan, faktor-faktor yang berpengaruh dan mematikan, termasuk suhu, pH dan pengaruh berbagai protease. Racun itu stabil dari waktu ke waktu dan kondisi yang terbaik untuk pelestarian racun adalah suhu 80oC. Lethality ini bergantung pada kedua pH dan suhu. Protease, terutama tripsin, dapat mengubah sifat sesuatu benda atau mendegradasi racun mematikan dan menunjukkan potensi untuk menyembuhkan sengatan ubur-ubur. Itu dimurnikan mematikan sebagian komponen diperoleh oleh anionexchange kromatografi DEAE-Sepharose di Fast Flow dan gel filtrasi melalui Sephadex G-100 berisi dua protein antara 66,2 kDa dan 45 kDa. Namun, untuk sepenuhnya memahami mekanisme efektif mematikan dan mengembangkan perawatan medis terhadap C. nozakii envenomations, informasi terperinci mengenai tindakan farmakologis racun C. nozakii diperlukan. Tujuan ini akan memerlukan lebih banyak penelitian di masa depan yang ideal mengenai pemurnian prosedur dan sifat-sifat biokimia rinci C. nozakii nematocyst racun. Ucapan
Karya ini secara finansial didukung oleh Award Yayasan Penelitian Ilmiah Excellent Muda dan Scientific Umur menengah dari Provinsi Shandong (2006BS07003), maka Yayasan Innovational cina Academy of Sciences (KSCX2-YW-R-104) dan Khusus Hibah Ilmiah dan Sosial Laku untuk lulusan mahasiswa Akademi Ilmu Pengetahuan Cina.
Konflik kepentingan
Para penulis menyatakan bahwa tidak ada konflik uang.