Saturday, April 23, 2011

Kekanakan vs Kedewasaan

Kamu kenapa sih kekanak-kanakan banget??? kapan kamu bisa dewasanya klo kayak gini terus????
Sindiran (secara tidak langsung) yang slalu diingatkan seorang teman, kawan, sahabat bahkan lawan ketika kita bersikap kayak anak kecil (red.-kekanakan).

Sebenarnya apa sih arti kedewasaan itu?? Banyak makna sebenarnya dari kata tersebut karena masing-masing orang memaknainya dengan berbeda. Tapi bagi saya, sifat kekanakan dan kedewasaan itu saling terkait, tidak akan terpisah. Kenapa saya berkata seperti ini?? Karena menurut saya sifat kekanakan itu sangat diperlukan karena dapat mengajarkan seseorang untuk menjadi lebih dewasa. Tanpa hal ini bagaimana bisa saya belajar dari kesalahan saya ketika kekanakan dan mengajarkan saya agar lebih dewasa dalam menjalani hidup bukan kayak anak kecil. 

Kekanakan dan kedewasaan itu seperti kegagalan dan keberhasilan. Kegagalan mengajarkan kita untuk terus semangat mencapai keberhasilan, Tidak mungkin ada orang yang selalu berhasil tanpa pernah gagal. Seseorang akan belajar dari kegagalan yang dialami untuk menuju keberhasilan itu tanpa mengulangi kesalahan yang sama. Dan Orang yang telah mencapai Keberhasilan tidak akan pernah melupakan kegagalan yang pernah ia alami, karena kegagalan itu telah mengantarkannya mencapai puncak keberhasilan itu. 

Lalu, Bagaimana jika orang itu lupa atau tidak ingin mengingat akan kegagalan itu ketika ia berhasil?? Atau bagaimana jika orang itu merasa dirinya selalu berhasil tanpa pernah gagal??
Jawabannya Itu Berarti ANDA TELAH SOMBONG dan bersiap-siaplah untuk mengalami masa-masa yang sulit atas KESOMBONGAN itu.. :))
Begitu pula dengan kekanakan, jangan pernah bilang anda tidak perlu sifat itu untuk menjadi dewasa. Karena sifat itu kita dapat belajar menjadi dewasa dan mengerti apa perbedaan yang boleh dilakukan oleh anak-anak dan dewasa. Kedewasaan itu kita dapatkan ketika kita belajar dari kekanakan.

Ingat ya,, Manusia itu awalnya adalah berada di fase kanak-kanak setelah itu fase kedewasaan dan nanti dia akan kembali ke fase kanak-kanak lagi. Jadi jangan bilang bahwa "kamu kekanakan banget sih, kapan dewasanya??" Justru Saat itu kamu sedang belajar arti kedewasaan itu sendiri. Boleh kita berkata seperti itu, tapi hanya untuk mengingatkan kita ketika sudah terlalu berlebihan dalam sifat kekanakan itu.

So.. silakan Kalian pikirkan sendiri.. INGAT!! Masing-masing orang memaknai kedewasaan dan kekanakan itu berbeda-beda. Ini hanya menurut pandangan Saya saja, Jika ada yang tidak suka, silakan saja..saya tidak akan terlalu memusingkannya..

Terima Kasih sudah membaca post ini.. Semoga bermanfaat.. 

Monday, April 18, 2011

Kisah-Kisah di Tanggal 18 April

18 April... 18 April merupakan hari ke 108 (hari ke 109 dlm tahun kabisat) menurut kalender Gregorian.
Saya hanya iseng untuk searching-searching di web terkait dengan tanggal ini. Karena apa??? Karena tanggal ini, 18 April 2011, Ujian Nasional di seluruh Indonesia, serempak dilaksanakan. W.O.W #SemogaLulusSatuIndonesia
Alhasil Saya tertarik ingin mencari ada kejadian apa lagi sih di tanggal ini??? Setelah ketemu..ini dia kejadian-kejadian, peristiwa-peristiwa atau kisah-kisah yang terjadi pada tanggal 18 April... Check it out.... 

Peristiwa-Peristiwa yang terjadi

  • 1906 - Gempa bumi 7,8 SR menghancurkan sebagian San FransiscoAmerika Serikat.
Nah ini info yang Saya dapat. Kurang tau kejadiannya seperti apa..karena Saya belum lahir.. tapi kalau mau mencari info silahkan cari video atau berita tersebut di search engine..
Contohnya:
atau untuk yang lainnya, coba klik link ini:  http://www.youtube.com/watch?v=FOwWmt9NBM0

  • 1946 - Liga Bangsa-Bangsa dibubarkan.
Liga Bangsa-Bangsa tau kan??? kalau Saya kurang terlalu tahu karena pemahaman akan sejarah geografi Saya agak kurang, walau sekarang terus mencoba belajar lagi...Tapi seingat Saya dari pelajaran sekolah dulu, LBB tugasnya hampir sama seperti PBB sekarang, tapi karena gagal mendamaikan peperangan yang terjadi (akibat Perang Dunia II terjadi) akhirnya LBB dibubarkan dan lahirlah Perserikatan Bangsa-Bangsa yang dikenal dengan PBB seperti sekarang ini.
  • 1950 : Pembubaran Dewan Dayak BesarDewan Banjar dan Federasi Kalimantan Tenggara yang merupakan satuan kenegaraan dalam Republik Indonesia Serikat.
Nah...kalau info ini Saya juga kurang tahu, belum benar-benar tahu tentang sejarah Indonesia seluruhnya... Cuma tau sejarah yang ada di buku IPS atau buku-buku sejarah pas sekolah dulu aja...
  • 1955 - Konferensi Asia Afrika dimulai di Bandung, Indonesia.
KAA atau KTT (Konfrensi Tingkat Tinggi) Asia-Afrika ini pertama kali dilaksanakan di Bandung... Wuihhh..Ok kan??? :)) KAA merupakan konfrensi tingkat tinggi antara negara-negara Asia-Afrika yang umumnya baru mendapatkan kemerdekaan saat itu. Konfrensi ini dilaksanakan dari tanggal 18-24 April di Gedung Merdeka, Bandung dengan dihadiri perwakilan Indonesia, Myanmar, Sri Lanka, India dan Pakistan hingga akhirnya hasil pertemuan ini melahirkan pernyataan bersama yaitu DASASILA BANDUNG. 
  • 2002 - Ordo serangga Mantophasmatodea diperkenalkan, merupakan ordo serangga baru sejak 1914.
Wahh... ini terkait BIOLOGI,, Saya kurang kuat dalam mempelajari Biologi. Silahkan searching lagi di internet.. Kayaknya akan banyak info nihh... Kasih tau juga ya kalau tau tentang ini...
  • 2007 - Irian Jaya Barat resmi berganti nama menjadi Papua Barat.
Irian Jaya Barat dulu sangat diperjuangkan oleh Pahlawan-Pahlawan Indonesia dari penjajah yaitu Belanda. Papua Barat ini sekarang sangat terkenal dengan pariwisata keindahan laut, rumput laut dan mutiara yaitu RAJA AMPAT dan wisata alam dengan keindahan alam yang alami yaitu Taman Nasional Teluk Cendrawasih. Ayo kita berkunjung ke sana.. Sangat Indah alam di Papua ini.
  • 2011 - Ujian Nasional 2011 diselenggarakan di seluruh provinsi di Indonesia.
Wahh... Ujian Nasional ini terlaksana hari ini di seluruh provinsi Indonesia. Semangat LULUS ya Siswa-siswa Indonesia yang mengikuti Ujian.. Semoga dapat membangun bangsa dan negeri ini dengan moral yang baik. #SemogaLulusSatuIndonesia

Pada tahun 1987 - Rosie Huntington-Whiteley, aktris Inggris lahir ke dunia ini. WOW...cuma beda dua tahun dari Saya... Saya cuma tau dia aktris yang menggantikan Megan Fox di Film Transformers: Dark Of The Moon tahun 2011 ini...

Pada tahun 1955 – Albert Einstein, fisikawan asal Jerman yang paling CERDAS dan terkadang disebut sebagai ilmuwan GILA telah menemukan teori relativitas umum ini meninggal dunia pada tanggal 18 April tahun 1955 dalam usia 76 tahun (lahir. 1879).. Saya yakin Anda-Anda lebih banyak tau dibandingkan saya... :))

Hanya sedikit info tersebut yang Saya tau dan Saya temukan.. Silahkan Cari lebih Lanjut di internet-internet melalui search engine..

Saturday, April 16, 2011

Senja Temaniku dalam Perjalanan

Senja di langit barat membuat awan putih menjadi jingga keemasan...
sedangkan senja di langit timur membuat langit biru menjadi gelap berselimut awan kelam..
Langit barat, mentari tenggelam dengan sinar yang membuat senja berwarna jingga kemerahan..
Begitu indah, begitu damai....
Langit timur, langit biru terselimuti awan gelap berubah menjadi mendung yang tak bersahabat...
Begitu sunyi, begitu kelam...
Dua senja di arah langit yang berbeda...
dan berbeda pula warna senja kalian...
Namun sayang,,
Aku pergi meninggalkan senja langit barat yang begitu indah..
menuju senja langit timur yang begitu gelap..
Aku berharap senja langit barat tetap temaniku dalam perjalanan...
menikmati keindahan senja langit timur melalui indah pancaran sinarmu...

Friday, April 15, 2011

Pendugaan Umur Simpan Bahan atau Produk Pangan

Menurut Institute of Food Technologist, umur simpan produk pangan adalah selang waktu antara saat produksi hingga saat konsumsi dimana produk berada dalam kondisi yang sesuai dengan harapan konsumen. Sedangkan National Food Processor Association mendefinisikan bahwa umur simpan adalah suatu produk yang secara umum dapat diterima untuk tujuan seperti yang diinginkan oleh konsumen dan selama bahan pengemas masih memiliki integritas serta masih memproteksi isi kemasan (Arpah 2001).
Penentuan umur simpan suatu produk dilakukan dengan mengamati produk selama penyimpanan hingga terjadi perubahan yang tidak dapat diterima lagi oleh konsumen. Penentuan umur simpan produk pangan dapat dilakukan dengan menyimpan produk pada kondisi penyimpanan yang sebenarnya. Cara ini menghasilkan hasil yang paling tepat, namun memerlukan waktu yang lama dan biaya yang besar. Kendala yang sering dihadapi oleh industri dalam penentuan umur simpan suatu produk adalah masalah waktu, karena bagi produsen hal ini akan mempengaruhi jadwal launching suatu produk pangan. Oleh karena itu diperlukan metode pendugaan umur simpan cepat, mudah, murah dan mendekati umur simpan yang sebenarnya (Kusnandar 2010).
Metode pendugaan umur simpan dapat dilakukan dengan metode Accelerated Shelf-life Testing (ASLT), yaitu dengan cara menyimpan produk pangan pada lingkungan yang menyebabkannya cepat rusak, baik pada kondisi suhu atau kelembaban ruang penyimpanan yang lebih tinggi. Data perubahan mutu selama penyimpanan diubah dalam bentuk model matematika, kemudian umur simpan ditentukan dengan cara ekstrapolasi persamaan pada kondisi penyimpanan normal. Metode akselerasi dapat dilakukan dalam waktu yang lebih singkat dengan akurasi yang baik. Metode ASLT yang sering digunakan adalah dengan model Arrhenius dan model kadar air kritis.
2.6.1  Metode pendugaan umur simpan model arrhenius
Metode ASLT model Arrhenius banyak digunakan untuk pendugaan umur simpan produk pangan yang mudah rusak oleh akibat reaksi kimia, seperti oksidasi lemak, reaksi Maillard, denaturasi protein dan sebagainya. Secara umum, laju reaksi kimia akan semakin cepat pada suhu yang lebih tinggi yang berarti penurunan mutu produk semakin cepat terjadi. Produk pangan yang dapat ditentukan umur simpannnya dengan model Arrhenius di antaranya adalah makanan kaleng steril komersial, susu UHT, susu bubuk atau formula, produk chip atau snack, jus buah, mie instan, frozen meat dan produk pangan lain yang mengandung lemak tinggi (berpotensi terjadinya oksidasi lemak) atau yang mengandung gula pereduksi dan protein (berpotensi terjadinya reaksi kecoklatan) (Syarief dan Halid 1993).
Reaksi kimia yang terjadi pada umumnya dipengaruhi oleh suhu, maka  model Arrhenius mensimulasikan percepatan kerusakan produk pada kondisi penyimpanan suhu tinggi di atas suhu penyimpanan normal. Laju reaksi kimia yang dapat memicu kerusakan produk pangan umumnya mengikuti laju reaksi ordo 0 dan ordo 1 (persamaan 1 dan 2). Tipe kerusakan pangan yang mengikuti model reaksi ordo nol adalah degradasi enzimatis (misalnya pada buah dan sayuran segar serta beberapa pangan beku); reaksi kecoklatan non-enzimatis (misalnya pada biji-bijian kering, dan produk susu kering); dan reaksi oksidasi lemak (misalnya peningkatan ketengikan pada snack, makanan kering dan pangan beku). Sedangkan tipe kerusakan bahan pangan yang termasuk dalam rekasi ordo satu adalah (1) ketengikan (misalnya pada minyak salad dan sayuran kering); (2) pertumbuhan mikroorganisme (misal pada ikan dan daging, serta kematian mikoorganisme akibat perlakuan panas); (3) produksi off flavor oleh mikroba; (4) kerusakan vitamin dalam makanan kaleng dan makanan kering; dan (5) kehilangan mutu protein (makanan kering) (Labuza, 1982).
Persamaan reaksi ordo 0:
-(dA/dT)=kA.... (1)

Persamaan reaksi ordo 1:
-(dA/dT)=kA.... (2)

dimana:         
A    = nilai mutu yang tersisa setelah waktu t
Ao  = nilai mutu awal
t     = waktu penyimpanan (dalam hari, bulan atau tahun)
k    = konstanta laju reaksi ordo nol atau satu 
Konstanta laju reaksi kimia (k), baik ordo nol maupun satu, dapat dipengaruhi oleh suhu. Karena secara umum reaksi kimia lebih cepat terjadi pada suhu tinggi, maka konstanta laju reaksi kimia (k) akan semakin besar pada suhu yang lebih tinggi. Seberapa besar konstanta laju reaksi kimia dipengaruhi oleh suhu dapat dilihat dengan menggunakan model persamaan Arrhenius (persamaan 3) sebagai berikut:
                  k=ko.exp(Ea/RT) .... (3) 
dimana:
k  = konstanta laju penurunan mutu
ko = konstanta (faktor frekuensi yang tidak tergantung suhu)
Ea = energi aktivasi
T   = suhu mutlak (K)
R  = konstanta gas (1.986 kal/mol K)
Model Arrhenius dilakukan dengan menyimpan produk pangan dengan kemasan akhir pada minimal tiga suhu penyimpanan ekstrim. Percobaan dengan metode Arrhenius bertujuan untuk menentukan konstanta laju reaksi (k) pada beberapa suhu penyimpanan ekstrim, kemudian dilakukan ekstrapolasi untuk menghitung konstanta laju reaksi (k) pada suhu penyimpanan yang diinginkan dengan menggunakan persamaan Arrhenius (persamaan 3). Dari persamaan tersebut dapat ditentukan nilai k (konstanta penurunan mutu) pada suhu penyimpanan umur simpan, kemudian digunakan perhitungan umur simpan sesuai dengan ordo reaksinya (persamaan 1 dan 2).
2.6.2  Metode pendugaan umur simpan model kadar air kritis
Kerusakan produk pangan dapat disebabkan oleh adanya penyerapan air oleh produk selama penyimpanan. Produk pangan yang dapat mengalami kerusakan seperti ini di antaranya adalah produk kering, seperti snack, biskuit, krupuk, permen, dsb. Kerusakan produk dapat diamati dari penurunan kekerasan atau kerenyahan, dan/atau peningkatan kelengketan atau penggumpalan. Laju penyerapan air oleh produk pangan selama penyimpanan dipengaruhi oleh tekanan uap air murni pada suhu udara tertentu, permeabilitas uap air dan luasan kemasan yang digunakan, kadar air awal produk, berat kering awal produk, kadar air kritis, kadar air kesetimbangan pada RH penyimpanan, dan slope kurva isoterm sorpsi air. Faktor-faktor tersebut diformulasikan oleh Labuza dan Schmidl (1985) menjadi model matematika (persamaan 4) dan digunakan sebagai model untuk menduga umur simpan. Model matematika ini dapat diterapkan khususnya untuk produk pangan kering yang memiliki kurva isoterm sorpsi air (ISA) berbentuk sigmoid.
θ = [ln (Me-Mo)/(Me-Mc)]/[(k/x)(A/Ws)(Po/b0]
dimana:
θ    = waktu perkiraan umur simpan (hari)
Me = kadar air keseimbangan produk (g H2O/g padatan)
Mo    = kadar air awal produk (g H2O/g padatan)
b    =   slope kurva sorpsi isotermis
Mc =   kadar air kritis (g H2O/g padatan)
k/x =   konstanta permeabilitas uap air kemasan (g/m2.hari.mmHg)
A   =    luas permukaan kemasan (m2)
Ws =   berat kering produk dalam kemasan (g padatan)
Po  =   tekanan uap jenuh (mmHg)
Model untuk menduga umur simpan produk pangan yang mudah rusak karena penyerapan air adalah dengan pendekatan metode kadar air kritis. Data percobaan yang diperoleh dapat mensimulasi umur simpan produk dengan permeabilitas kemasan dan kelembaban relatif ruang penyimpanan yang berbeda. Produk pangan yang mengandung kadar sukrosa tinggi, seperti permen, umumnya bersifat higroskopis dan mudah mengalami penurunan mutu selama penyimpanan yang disebabkan oleh terjadinya penyerapan air. Umur simpan produk seperti ini akan ditentukan oleh seberapa mudah uap air dapat bermigrasi ke dalam produk selama penyimpanan dengan menembus kemasan. Semakin besar perbedaan antara kelembaban relatif lingkungan penyimpanan dibandingkan kadar air produk pangan, maka air semakin mudah bermigrasi.
Kurva ISA sukrosa dan produk pangan yang mengandung sukrosa tinggi lebih sulit ditentukan, karena sifat higroskopis dari gula yang menyebabkan penyerapan air berlangsung terus menerus dan tidak mencapai kondisi kesetimbangan, terutama pada kelembaban relatif (RH) di atas 75% (Guo, 1997). Kurva ISA produk pangan yang mengandung gula tinggi juga tidak berbentuk sigmoid sehingga kadar air ksetimbangan dan kemiringan kurva sulit ditentukan (Adawiyah, 2006). Oleh karena itu, penentuan umur simpan produk pangan yang mengandung kadar gula tinggi tidak dapat menerapkan model persamaan (4). Pendekatan yang dapat dilakukan adalah dengan memodifikasi model persamaan (4) dengan mengganti slope kurva ISA (b) dan kadar air kesetimbangan (Me) dengan perbedaan tekanan (DP) antara di dalam dan di luar kemasan (Labuza dan Schmidl, 1985). Hal ini didasarkan pada prinsip terjadinya migrasi uap air dari udara ke dalam produk yang disebabkan oleh perbedaan tekanan udara antara di luar kemasan dan di dalam kemasan. Model matematika tersebut dapat dilihat pada persamaan (5). Untuk menentukan DP diperlukan data aktivitas air (aw) produk, dengan asumsi terjadi kesetimbangan antara RH di dalam kemasan dengan aw produk.
t= [(Me-Mi)Ws]/[(k/x)(A)(dP)]                  (5)

Alginat

Menurut Winarno (2008), alginat merupakan komponen utama dari getah ganggang coklat (Phaeophyceae), dan merupakan senyawa penting dalam dinding sel spesies ganggang yang tergolong dalam kelas Phaeophyceae. Secara kimia, alginat merupakan polimer murni dari asam uronat yang tersusun dalam bentuk rantai linier yang panjang. Alginat membentuk garam yang larut dalam air dengan kation monovalen, serta amin dengan berat molekul rendah, dan ion magnesium. Oleh karena alginat merupakan molekul linier dengan berat molekul tinggi, maka mudah sekali menyerap air. Karena alasan tersebut, maka alginat baik sekali fungsinya sebagai bahan pengental. Alginat dapat diekstrak dari alginophyte, yaitu dari phaeophyceae yang menghasilkan alginat, antara lain Macrocystis, Ecklonia, Fucus, Lessonia, dan Sargassum.
Menurut Food Chemical Codex (1981) diacu dalam Yunizal (2004), rumus molekul dari asam alginat adalah (C6H706Na)n. Garam natrium dari asam alginat berwarna putih samai kekuningan, berbentuk tepung atau serat, hampir tidak berbau dan berasa, larut dalam air dan mengental (larutan koloid), tidak larut dalam larutan hidrokoloid dengan kandungan alkohol lebih dari 20%, dan tidak larut dalam kloroform, eter, dan asam dengan pH kurang dari 3. Standar mutu internasional untuk asam alginat dan garam alginat sesuai dengan Food Chemical Codex (1981) diacu dalam Yunizal (2004) dapat dilihat pada   Tabel 2.
Tabel 2. Standar mutu asam alginat dan garam alginat
Karakteristik
Asam alginat
Garam alginat
Kemurnian (% berat kering)
91-104%
90.8-106%
Rendemen
>20%
>18%
Kadar CO2
<23%
<21%
Kadar As
<3 ppm
<3 ppm
Kadar Pb
<0.004%
<0.004%
Kadar Abu
<4%
18-27%
Susut pengeringan
<15%
<15%
       Sumber : Food Chemical Codex (1981) diacu dalam (2004)

Struktur Alginat
Alginat dapat diekstrak dari rumput laut coklat (Phaeophyceae), misalnya Ascepyllum, Laminaria, Macrocystis, dan Sargassum sp. Alginat merupakan komponen utama dari getah ganggang coklat (Phaeophyceae), dan merupakan senyawa penting dalam dinding sel spesies ganggang yang tergolong dalam kelas Phaeophyceae. Secara kimia, alginat merupakan polimer murni dari asam uronat yang tersusun dalam bentuk rantai linier yang panjang (Winarno 2008).
Ada dua jenis monomer penyusun alginat, yaitu β-D-Mannopyranosil Uronat dan α-L-Asam Gulopyranosyl Uronat. Dari kedua jenis monomer tersebut, alginat dapat berupa homopolimer yang terdiri dari monomer sejenis, yaitu β-D-Mannopyranosil Uronat saja atau α-L-Asam Gulopyranosyl Uronat saja; atau alginat dapat juga berupa senyawa heteropolimer jika monomer penyusunnya adalah gabungan kedua jenis monomer tersebut, seperti yang diilustrasikan sebagai berikut :
Gambar 2. Struktur asam mannuronik dan asam Guluronik (Soares et. al 2004)

Sifat Fisika dan Kimia Alginat
Menurut Rahadian (2009), faktor--faktor fisika yang mempegaruhi sifat-sifat larutan alginat adalah suhu, konsentrasi dan ukuran polimer. Karakeristik fisik garam alginat yaitu berupa tepung atau serat, berwarna putih sampai dengan kekuningan, hampir tidak berbau, dan berasa. Sedangkan faktor-faktor kimia yang berpengaruh adalah pH dan adanya pengikat logam, serta garam monovalen dan kation polivalen.
Asam alginat tidak larut dalam air dingin, namun sedikit larut dalam air panas, larut dalam alkohol, eter dan gliserol. Garam-garam (K, Na, NH4+, dn Ca2-) dan propilen glikol alginat larut dalam air dingin maupun panas, tapi garam kalsiumnya tidak dapat larut dalam kondisi pH>7. Larutan garam alginat yang larut dalam air akan membentuk gel pada larutan asam atau karena adanya ion kalsium dan kation logam plovalen lainnya (Rahardian 2009).
Viskositas larutan alginat menurun dengan meningkatnya suhu. Pengaruh pH 4-10 terhadap viskositas sangatlah kecil. Pada selang pH 5-10 larutan alginat stabil pada suhu kamar untuk jangka waktu yang lama. Jika dalam larutan terdapat sejumlah kecil ion Ca2+ atau ion-ion logam lain yang bervalensi dua atau tiga, maka alginat dapat membentuk gel pada suhu kamar, atau tanpa ion-ion tersebut pada pH ≤ 3 dapat membentuk gel pada suhu kamar. Viskositas paling stabil pada pH ± 7. Pada pH di bawah 4 viskositas cenderung meningkat. Berdasarkan penjelasan menurut Komogawa Cheical industri Co., Ltd., Jepang, viskositas Na alginat dikelompokkan kedalam lima kelompok, yaitu ekstra tinggi 100 cps, tinggi 500 cps, medium 300 cps, ekstra rendah 20-30 cps. Pengukuran dilakukan terhadap 1% larutan alginat pada suhu 20oC. Pada umumnya alginat dari Sargassum dan Turbinaria mempunyai viskositas rendah, tapi dapat membentuk gel yang bagus (Rahardian 2009).
Pada konsentrasi tertentu larutan alginat akan menjadi gel bila asam atau     logam-logam polivalen ditambahkan pada natrium, kalium atau amonium alginat. Kemampuan alginat membentuk gel secara reaksi dengan garam kalsium merupakan sifat yang penting. Biasanya sebagai sumber kalsium adalah kalsium karbonat, kalsium sulfat, dan kalsium klorida. Larutan natrium alginat 1-12 % akan menjadi keras seperti gel oleh penambahan kalsium atau ion-ion bervalensi 2(Ba2+, Pb2+, dan Sr2+). Semakin tinggi konsentrasi alginat dan derajat polimerisasinya, semakin kuat gel yang terbentuk. Kekuatan gel dapat dikontrol atau diatur sehingga dapat dihasilkan gel yang lunak atau lembut, yang elastis, yang keras ataupun yang kaku (Rahardian 2009).

Fungsi Alginat
Alginat adalah sejenis bahan yang dikandung oleh phaeophyceae, dikenal dalam dunia industri dan perdagangan karena banyak manfaatnya. Dalam dunia industri, alginat berbentuk asam alginik (alginic acid) atau alginat. Asam alginik adalah suatu getah selaput (membrane mucilage), sedangkan alginat adalah berbentuk garam dari asam alginik. Garam alginat ada yang larut dalam air yaitu sodium alginat, potassium alginat, dan ammonium alginat, sedangkan yang tidak larut dalam air adalah kalium alginat      (Susanto 2009).
Alginat banyak digunakan pada industri kosmetik untuk membuat sabun, cream, lotion, shampo, dan pencelup rambut. Industri farmasi memerlukannya untuk pembuatan suspense, emulsifier, stabilizer, tablet, salep, kapsul, plester, dan filter. Dalam industri makanan atau bahan makanan alginat banyak dijadikan sayur, saus, dan mentega. Dalam beberapa proses industri, alginat juga diperlukan sebagai bahan additive antara lain pada industri tekstil, kertas, keramik, fotografi, insektisida, pestisida, pelindung kayu, dan pencegah api (Susanto 2009).
Alginat juga dapat berfungsi sebagai senyawa peningkat daya suspensi larutan (stabilisator) dengan proses pengentalan larutan itu sendiri. Di sistem lain, alginat mampu menjaga suspensi karena muatan negatifnya serta ukuran kalorinya yang memungkinkan membentuk pembungkus bagi pertikel yang tersuspensi. Sifat viskositasnya yang tinggi mampu mempengaruhi stabilitas emulsi minyak dalam air. Propyleneglycol alginat memiliki gugus lipophylik maupun hydrophylik yang terdapat dalam molekul dan merupakan emulsifier asli dengan sifat pengental yang kuat (Winarno 2008).

Sargassum sp.

Rumput laut Sargassum merupakan salah satu rumput laut yang termasuk dalam kelas Phaeophyceae. Sargassum biasanya tumbuh melekat pada benda yang keras atau batu-batu karang yang telah mati dan hancur, bahkan sering dijumpai terapung terbawa air. Ganggang ini lain dari ganggang pada umumnya, karena mempunyai bentuk yang mirip sekali dengan bentuk tumbuh-tumbuhan darat, dengan akar, batang dan daunnya. Sargassum dilengkapi dengan gelembung-gelembung udara, yakni alat untuk mengapung (Soerjodinoto 1962 diacu dalam Nurdayat 2005).
Menurut Tjondronegoro et al. (1989) diacu dalam Nurdayat (2005), tiga sifat Sargassum adalah yang pertama, Sargassum memiliki pigmen coklat yaitu fukosantin yang menutupi warna hijau dari pigmen klorofil a dan c, yang kedua yaitu hasil fotosintesis terhimpun dalam bentuk laminarin, dan yang ketiga Sargassum memiliki flagel. Klasifikasi Sargassum menurut Kumar dan Singh (1979) diacu dalam Nurdayat (2005) adalah sebagai berikut :
Phylum
:
Phaeophyta
Kelas
:
Phaeophyceae
Ordo
:
Fucales
Famili
:
Sargassaceae
Genus
:
Sargassum
Spesies
:
Sargassum sp.
Jenis-jenis Sargassum sp. yang dikenal di Indonesia ada sekitar 12 spesies, yaitu Sargassum duplicatum, S. histrix, S. echinocarpum, S. gracilimun, S. obtusifolium, S. binderi, S. policystum, S. crassifolium, S. microphylum, S. aquofilum, S. vulgare, dan S. polyceratium (Kadi dan Atmadja 1988). Bentuk morfologi rumput laut Sargassum  dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Rumput laut Sargassum sp.
(Sumber : Anonim 2009)

Hasil fotosintesis yang bernilai ekonomis tinggi dan dapat diekstrak dari Sargassum sp. adalah alginat yaitu garam dari asam alginat yang mengandung ion sodium (natrium), kalium dan kalsium (Kadi dan Atmadja 1988). Asam alginat ini merupakan senyawa organik kompleks yang termasuk golongan polisakarida (Chapman dan Chapman 1980 diacu dalam Nurdayat 2005). Komposisi kimia Sargassum sp. berdasarkan hasil penelitian Luhur (2006) dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Komposisi Kimia Sargassum sp.
Komposisi kimia
Persentase (%)
Karbohidrat
19,06
Protein
5,53
Lemak
0,74
Air
11,71
Abu
34,57
Serat kasar
28,39
Sumber : Roswien (1991) diacu dalam Luhur (2006)