Sunday, January 22, 2012

Surat Untuk Dewi ‘Dee’ Lestari

Untuk Blog Contest Mizan.com



Hey kamu.. kamu yang di sana..
Maaf jika aku harus memanggil kamu, bukan aku tak tahu tentangmu. Aku hanya tak mengenalmu. Itupun aku baru mengenalmu hanya lewat kata-kata indahmu di novel. Aku bingung memanggilmu kakak, mba atau langsung namamu saja. Maaf jika aku dianggap tak sopan memanggilmu dengan nama pena “Dee”, walau usiamu lebih matang dariku. Tapi aku merasa dekat jika aku memanggilmu Dee.
Entah berapa lama aku harus berpikir merangkai kata hanya untuk menulis surat ini untuk seorang Dee. Kursor di layar ini terus berkedip memintaku untuk segera menulis apa yang ingin ku sampaikan. Jujur aku hanya bisa menuliskan kata-kata ini. Kata-kata yang ku ubah dari Surat yang ada di novel Perahu Kertas mu.

Hari ini aku bermimpi,
Aku bermimpi menuliskan surat pertamaku untuk Dee
Sejak kamu membuatkanku ilustrasi-ilustrasi kata, aku merasa mimpiku semakin dekat.
Belum pernah sedekat ini.
Hari ini aku juga bermimpi.
Aku bermimpi bisa selamanya menulis novel sepertimu.
Aku bermimpi bisa berbagi dunia kata itu bersama kamu dan idemu.
Karena novelmu, aku tidak takut lagi jadi pemimpi.
Terpesona kata-katamu, aku ingin memberi judul bagi buku ini.
Karena hanya membaca tulisanmu, segalanya terasa dekat, segala sesuatunya benar. Dan bumi hanyalah sebutir debu di bawah telapak kaki kita.
Happy Writing.

Aku akui, aku tak pandai merangkai kata, menulis surat atau bahkan mengarang dengan kata-kata indah sekalipun. Aku hanya berpikir terlalu berat jika aku menulis surat seperti ketika aku harus berpikir keras untuk membaca Supernova. Namun aku hanya ingin menikmati harumnya Filosofi Kopi bersama Madre yang penuh rahasia hingga Perahu Kertas menghanyutkan dan membawa surat rahasia ini tersampaikan ke Dee.
Aku hanya berharap kalimat sederhana ini bisa menyentuhmu, karena surat yang menyentuh untuk penerimanya, tak selalu harus ditulis dengan kalimat berindah-indah. 



Dari : Anisa Tridiyani
Untuk : Mizan.com

No comments:

Post a Comment