Monday, January 31, 2011

Part 4: Kedewasaan

Sebuah catatan kecil akan pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam benakku....

Kedewasaan merupakan pertanyaan yang sering ku tanyakan kepada orang-orang di sekitarku... Apa itu dewasa?? Bagaimana dewasa itu??? Point apakah yang membuat kedewasaan itu timbul???
Aku pernah berdiskusi dengan sahabatku...
“Menurut aku, kedewasaan ditentukan oleh umur!”, katanya. Ia berpendapat demikian, mungkin karena ia lebih dulu lahirnya dariku, dan menurutku terkadang dia memang lebih dewasa dalam bersikap dan memandang sesuatu.
Namun sayang, aku tidak sepakat akan pendapatnya, “Tidak, kedewasaan itu sama sekali tidak ditentukan oleh umur... masih ada point penting lainnya yang menyatakan bahwa ia telah dewasa!”. Aku berpendapat demikian, karena aku belajar dari orang-orang di sekitarku, mengamati mereka dan aku menemukan bahwa orang-orang tersebut yang lebih dulu lahirnya seringkali lebih bertindak tidak dewasa, dibandingkan orang-orang yang lahir lebih muda dibandingkan mereka....
Sampai saat ini pertanyaan tersebut masih tidak terjawab dan tidak diketahui siapa yang benar, siapa yang salah. Pendapat masing-masing terkadang ada benarnya, kadang-kadang ada salahnya.
Aku seringkali mengira bahwa aku sudah dewasa. Aku membuat teori-teori kedewasaanku sendiri, dan tentu saja berdasarkan teori tersebut aku sudah masuk kategori dewasa. Akan tetapi, pendapatku dari hasil penilaian teori yang ku buat ternyata salah, karena teman-temanku pernah mengatakan langsung kepadaku, bahwa aku seringkali tidak dewasa, karena tidak bisa menempatkan diri pada tempat yang seharusnya.
Aku mulai memahami bahwa kedewasaan itu tidak sesederhana yang dibayangkan, karena kedewasaan itu mencakup banyak aspek. Apakah dalam usiaku yang sekarang aku sudah dewasa? Tentang itu aku juga belum bisa memastikannya.
Menurut Apa yang aku amati dan Apa yang aku pikirkan, kedewasaan itu dapat dipengaruhi beberapa hal:
Pertama, dengan siapa kita bergaul dan berinteraksi. Dalam agama Islam, Rasulullah Muhammad SAW pernah bersabda, “Seseorang itu bersama agama temannya. Maka hendaklah seseorang memperhatikan dengan siapa dia berteman” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi).
Contohnya adalah kedewasaan itu akan timbul, apabila kita dekat dengan orang-orang yang dewasa dalam berpikir, bertindak, berbicara dan hal lainnya, maka secara tidak langsung kita juga akan mencoba meniru sikap dewasa tersebut.
Kedua, aktivitas yang sering kita lakukan. Apabila kita hanya menghabiskan waktu untuk aktivitas yang tidak berguna, seperti bermain, tidur-tiduran, nonton teve, dan sebagainya, maka terkadang kita bisa disebut orang yang tidak dewasa. Tidak dewasa karena kita tidak mampu menggunakan waktu untuk hal-hal yang bermanfaat. Kita tidak sadar, bahwa hidup di dunia hanya sekali, dan hidup di dunia ini hanya untuk mempersiapkan kehidupan kita yang abadi di akhirat kelak.
Seseorang yang menghabiskan waktunya dengan banyak beraktivitas, memiliki rasa tanggung jawab dan kedisiplinan yang lebih besar. Itulah mengapa orang-orang yang tidak belajar berorganisasi atau tidak bekerja sama seringkali tidak bertindak dewasa.
Ketiga, pemahaman seseorang terhadap agama yang dianutnya. Seseorang yang tidak memahami agamanya sendiri secara menyeluruh cenderung merasa kebingungan dalam menjalani hidupnya, karena ia mencari-cari sendiri tujuan hidupnya. Padahal tujuan hidupnya sudah digariskan sangat jelas di agama mereka. Sebagai contoh, dalam Islam, tujuan dan tugas hidup manusia dijelaskan dalam Adz-Dzariyat (51): 56, yang berbunyi, “Dan tidaklah Kuciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku”
Seseorang yang dewasa sudah mengerti arti dan tujuan hidupnya di dunia. Ia tidak menyia-nyiakan waktunya untuk mencari arti kehidupannya, sehingga ia mampu menggunakan waktunya untuk melakukan amal-amal yang berguna.
Keempat, umur juga berpengaruh besar terhadap kedewasaan. Pengaruh umur lebih kepada dalam pengalaman hidup. Seseorang dengan umur yang lebih pasti memiliki pengalaman hidup yang lebih pula.

Adalah penting bagi diri kita untuk selalu introspeksi diri, kapanpun itu, karena sesungguhnya kita sedang menghitung mundur ke arah lonceng kematian yang kapan berbunyinya hanya Allah yang tahu. Kita harus bisa dewasa, karena kita harus bermanfaat bagi setiap orang yang ada di sekitar kita. Tidak ada yang bisa mengubah diri kita menjadi lebih dewasa, selain diri kita sendiri.

No comments:

Post a Comment