Thursday, June 9, 2011

Taubatnya Malik Bin Dinar

Taubatnya Malik Bin Dinar
Kehidupanku dimulai dengan kesia-siaan , mabuk-mabukkan, maksiat, berbuat dzalim kepada manusia, memakan hak manusia, memakan riba, dan memukuli manusia. Kulakukan segala kedzaliman, tidak ada satu maksiat pun melainkan aku telah melakukannya. Sungguh sangat jahat, hingga manusia tidak menghargaiku karena kejahatan ku.

Malik bin Dinar Rohimahullah menuturkan: Pada suatu hari aku merindukan pernikahan dan memiliki anak. Maka kemudian aku menihak dan dikaruniai seorang putri yang aku beri nama fathimah.

Aku sangat mencintai anak ku. Setiap kali dia bertambah besar, bertambah pula keimanan di dalam hatiku dan semakin sedikit maksiat di dalam hatiku.

Pernah suatu ketika Fathimah melihatku memegang segelas khamr, maka dia pun mendekati ku dan menyingkirkan gelas tersebut hingga tumpah mengenai baju ku. Saat itu umurnya belum genap dua tahun. Seakan-akan Allah Subhanallahu wa Ta’ala- Lah yang membuatnya melakukan hal tersebut.

Setiap kali ia bertambah besar, semakin bertambah pula keimanan di dalam hatiku. Setiap kali aku mendekatkan diri kepada Allah SWT seloangkah, maka setiap kali itu pula aku menjauhi maksiat sedikit demi sedikit. Hingga usia Fathimah tiga tahun, saat itulah Fathimah meninggal dunia.

Maka aku pun berubah menjaddi orang yang lebih buruk dari sebelumnya. Aku pun belum memiliki sikap sabar yang ada dalam diri seorang mukmin yang dapat menguatkan ku dari cobaan musibah. Kembalilah aku menjadi lebih buruk dari sebelumnya. Setan pun mempermainkan ku, hingga datang suatu hari, setan berkata kepada ku:”Sungguh hari ini engkau akan mabuk-mabukan dengan mabuk yang belum engkau lakukan sebelumnya”. Maka aku bertekad untuk mabuk dan minum khamr sepanjang malam. Aku minum, minum, dan minum. Maka aku lihat diriku terlempar di alam mimpi.

Di alam mimpi itu aku melihat kiamat.

Matahari telah gelap, lautan telah berubah menjadi api, dan bumi pun telah bergoncang. Manusia berkumpul pada hari kiamat. Manusia dalam keadaan berkelompok-kelompok. Sementara aku berada di antara manusia, mendengar seorang penyeru memanggil: Fulan bin Fulan, kemari! Mari menghadap Al-Jabbar. Aku melihat si Fulan tersebut berubah wajahnya menjadi sangat hitam karena sangat ketakutan.

Sampai aku mendengar seorang penyeru menyeru namaku:”Mari menghadap Al-Jabbar!”

Kemudian hilanglah seluruh manusia dari sekitar ku, seakan-akan tidak ada seorang pun di Padang Mahsyar. Kemudian aku melihat seekor ular yang amat besar yang ganas lagi kuat merayap mengejar ke arah ku dengan membuka mulutnya. Aku pun lari karena sangat ketakutan. Lalu aku mendapati seorang laki-laki tua yang lemah. Aku pun berkata:”Hai, selamatkanlah aku dari ular ini!”, Dia menjawab:”Wahai anakku, aku lemah, aku tak mampu, akan tetapi larilah ke arah ini mudah-mudahan engkau selamat!”.

Aku pun berlari ke arah yang di tunjukkannya, sementara ular tersebut berda dibelakang ku. Tiba-tiba aku mendapati api di hadapanku. Aku pun berkata:”Apakah aku melarikan diri dari seekor ular untuk menjatuhkan diri ke dalam api?”, Aku pun kembali berlari dengan cepat sementara ular tersebut semakin dekat. Aku kembali kepada lelaki tua yang lemah tersebut dan berkata:”Demi Allah, wajib atas Mu menolong dan menyelamatkan Ku.”Maka Dia menangis karena iba dengan keadaan ku seraya berkata:”Aku lemah sebagaimana engkau lihat, aku tidak mampu melakukan sesuatu apapun, akan tetapi berlarilah ke arah gunung tersebut, mudah-mudahan Engkau selamat!”

Aku pun berlari menuju gunung tersebut sementara ular akan mematukku. Kemudian aku melihat di atas gunung tersebut terdapat anak-anak kecil, dan aku mendengar semua anak tersebut berteriak:”Wahai Fathimah, tolong ayahmu, tolong ayahmu!”.

Selanjutnya aku mengetahui bahwa dia adalah putri ku. Aku pun berbahagia bahwa aku mempunyai seorang putri yang meninggal pada usia tiga tahun yang akan menyelamatkanku dari situasi tersebut. Maka dia pun memegangku dengan tangan kanannya, dan mengusir ular tersebut dengan tangan kirinya. Aku seperti mayit karena sangat ketakutan. Lalu dia dududk di pangkuanku sebagaimana dulu di dunia.

Dia berkata kepada ku:”Wahai Ayah.”Belumkah datang waktunya bagi orang-orang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah.” (QS. Al-Hadid:16)

Maka kukatakan:”Wahai putriku, beritahukanlah kepada ku tentang ular tersebut.”, Dia berkata:”Itu adalah amal keburukanmu, engkau telah membesarkan dan menumbuhkannya hingga hampir memakanmu. Tidakkah engkau tahu wahai ayah, bahwa amal-amal di dunia akan berubah menjadi sesosok bentuk pada hari kiamat?dan lelaki yang lemah tersebut adalah amal shalihmu, engkau telah melemahkannya, hingga dia menangis karena kondisi mu dan tidak mampu melakukan sesuatu untuk membantu kondisimu. Seandainya saja engkau tidak melahirkanku, dan seandainya saja tidak mati saat kecil, maka tidak ada yang bisa memberikan manfaat kepadamu.”

Dia Romimahullah berkata: Aku pun terbangun dari tidurku dan berteriak:”Wahai Rabb, sudah saatnya wahai rabb ku, ya “Belumkah datang waktunya bagi orang-orang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah.” (QS. Al-Hadid:16). Lantas aku madi dan keluar untuk shalat subuh dan ingin segera bertaubat dan kembali kepada Allah SWT.

Dia Rohimahullah berkata:” Aku pun masuk ke dalam masjid dan ternyata imam pun membaca ayat yang sama,”Belumkah datang waktunya bagi orang-orang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah.” (QS. Al-Hadid:16)
…………..

Itulah kisah taubatnya Malik Bin Dinar Rohimahullah yang beliau kemudian menjadi salah seorang imam generasi tabi’in, dan termasuk ulama basrah. Dia dikenal selalu menangis setiap malam dan berkata:”Ya Illahi, hanya Engkaulah satu-satunya Dzat yang mengetahui penghuni surga dan neraka, maka yang manakah aku diantara keduanya? Ya Allah, Jadikanlah aku termasuk penghuni surga dan jangan jadikan aku termasuk penghuni neraka.”

Malik Bin Dinar Rohimahullah bertaubat dan dia dikenal pada setiap harinya selalu berdiri di depan masjid berseru:”Wahai para hamba yang bermaksiat, kembalilah kepada Penolong-Mu!Wahai orang-orang yang lalai, kembalilah kepada Penolong-Mu!Wahai orang-orang yang melarikan diri (dari ketaatan), kembalilah kepada Penolong-Mu! Penolong-Mu senantiasa menyeru memanggilmu di malam dan siang hari. Dia berfirman kepadamu:”Barang siapa mendekatkan dirinya kepada-Ku satu jengkal, maka aku akan mendekatkan diri-Ku satu hasta. Jika dia mendekatkan dirinya kepada-Ku satu hasta maka aku akan mendekatkan diri-Ku satu depa. Siapa yang mendekati diri-Ku dengan berjalan, maka Aku akan mendekatinya dengan berlari kecil.”

Aku memohon kepada Allah SWT agar memberikan rizki kepada kita. Tidak ada sesembahan yang Hak disembah Selain Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang yang dzalim.

Malik Bin Dinar Rohimahullah wafat pada tahun 130 H. Semoga Allah SWT merahmatinya dengan rahmat-Nya yang luas (Misanul I’tidal, III/426)

No comments:

Post a Comment