Deskripsi dan Klasifikasi Karang Lunak (Sarcophyton sp.)
Karang lunak merupakan salah satu jenis Coelenterata yang hidupnya di laut yaitu perairan terumbu karang. Keberadaannya di dalam suatu ekosistem terumbu karang, menempati urutan kedua sesudah karang batu. Karang lunak lebih dikenal sebagai Alcyonaria, termasuk kelas Anthozoa dan subkelas Octocorallia, tersebar luas di perairan Indo-Pasifik (Manuputty 1990).
Klasifikasi sistematik karang lunak menurut Manuputty (1990) adalah sebagai berikut :
Filum : Coelenterata
Kelas : Anthozoa
Ordo : Alcyonacea
Family : Alcyoniidae
Genus : Sarcophyton
Spesies : Sarcophyton sp.
Karang lunak jenis ini terbanyak ditemui di perairan Indo-Pasifik. Umumnya pertumbuhan karang lunak yang baik ditemukan di lokasi yang perairan agak jernih dengan dasar perairan yang keras. Makin dekat ke darat, substrat dasarnya makin lunak karena tertutup endapan lumpur dari darat. Pada pulau yang letaknya berdekatan dengan daratan, kondisi karang lunak masih baik, hanya saja keanekaragaman jenisnya sangat rendah (Manuputty 1990).
Karang lunak dalam ekosistem terumbu karang menempai urutan kedua setelah karang keras. Peranannya selain sebagai salah satu hewan penyusun ekosistem terumbu karang, juga sebagai pemasok senyawa karbonat yang berguna bagi pembentukan terumbu (Konishi diacu dalam Manuputty 1990). Tubuh Alcyonaria lunak, tetapi disokong oleh sejumlah besar duri-duri berukuran kecil, kokoh, dan tersusun sedemikian rupa hingga tubuh Alcyonaria lentur dan tidak mudah putus. Duri-duri ini mengandung kalsium karbonat dan disebut spikula. Sepintas hewan ini tampak seperti tumbuhan karena bentuk koloninya yang bercabang-cabang seperti pohon dan melekat pada substrat yang lunak.
Karang lunak dapat melumpuhkan hewan-hewan disekitarnya yang terutama karang keras dalam berkompetisi mempertahankan ruang lingkupnya. Mekanisme mematikan dilakukan dengan cara mengeluarkan zat beracun yang terdiri dari senyawa terpen. Belakangan senyawa ini dapat digunakan dalam bidang farmasi sebagai antibiotik, anti jamur, dan senyawa anti tumor, sedang bagi karang lunak itu sendiri sebagi penangkal serangan predator, dan berperan dalam proses reproduksi (Mannuputty 1986).
Reproduksi karang lunak dapat secara seksual maupun aseksual. Reproduksi seksual karang lunak dilakukan dengan cara kawin. Seabagian besar karang lunak bersifat dioceous diman kelamin jantan dan betina letaknya terpisah. Sel-sel kelamin berasal dari lapisan endodermis, terdapat di rongga gastrovaskulaer berupa gelembung-gelembung kecil bertangkai dan melekat pada septa. Alat kelamin terdapat pada septa sulkal yang berjumlah 6 buah, sedang dua septa lainnya steril. Telur yang telah matang melekat pada septa dan dilapisi gastrodermis yang tipis. Fertilisasi dapat terjadi secara internal ataupun eksternal (Manuputty 1986).
Reproduksi aseksual pada karang lunak dapat dilakukan dengan dengan membentuk tunas. Polip karang lunak berhubungan satu sama lainnya melalui saluran yang disebut jarring-jaring solenia yang terdapat dibagian basal tubuhnya. Polip baru muncul dalam jaringan solenia ini sebagi polip sekunder yang bentuk dan ukurannya berbeda dengan polip primer (Manuputty 1986).
No comments:
Post a Comment